Mencari Ruang Privacy Melalui Jendela Berteknologi Kamera 360 Derajat



Kehidupan saya berubah ketika saya memutuskan untuk melepas status saya sebagai wanita pekerja kantoran atau seorang karyawati sebuah perusahaan teknologi dan informasi, tidak hanya berubah, saya menerima banyak sekali pelajaran hidup. Salah satunya adalah mengenai keluarga.

Alasan saya mengambil keputusan tersebut adalah untuk menjadi stay at home wife atau stay at home mom to be (saat itu). Ternyata keputusan saya itu membawa dampak yang cukup besar (menurut saya) kepada sisi psikologis saya, benar perkiraan suami saya saat itu bahwa yang ia khawatirkan bukanlah mengenai kondisi keuangan kami tapi lebih kepada jiwa saya. Dahulu, saya adalah perempuan aktif yang tidak bisa diam di rumah baik saat status saya masih sebagai mahasiswi maupun saat sudah sebagai seorang karyawati. Suami saya sudah membayangkan bagaimana diri saya ketika waktu yang saya miliki tiba-tiba harus banyak dihabiskan di rumah. Saat itu saya masih bersikeras bahwa saya tetap akan aktif selama di rumah, saya bisa menghabiskan banyak waktu bersama kedua orang tua saya di luar rumah dan ditambah jika "Si Utun" sudah lahir. 

Saya dan suami tidak tinggal sendiri, kami masih ikut dengan orang tua saya dikarenakan kondisi kesehatan ayah saya yang sudah tidak membaik, mamah saya membutuhkan teman, pendamping dan pelindung dalam merawat ayah saya dan menemani kesehariannya di rumah. Saya bukan anak tunggal, saya masih memiliki seorang kakak perempuan yang  berprofesi sebagai ahli hukum dan sudah menikah serta dikarunai seorang putri kecil. Mereka sudah memiliki tempat tinggal sendiri. Saya juga memiliki seorang adik laki-laki yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara yang sehari-harinya masih tinggal di asrama kantor. 

 --------

Singkat cerita, tibalah "Si Utun" lahir di bulan Agustus 2017. Seorang bayi laki-laki yang dari lahir secara wajah sudah mirip saya dan sekarang sudah menginjak usia 1 tahun berkarakter mirip saya juga. (So husband, you have 2 versions of my self). Rasa jenuh saya sedikit berkurang setelah melahirkan. Akan tetapi, kebutuhan kami semakin meningkat dan keinginan akan ruang privacy untuk keluarga kecil kami juga timbul perlahan-lahan seiring berkembangnya anak laki-laki kami yang sudah mengenal dan sedang berada di tahap belajar memahami dunia dan isinya. Terpikirkan oleh kami untuk dapat pindah dari rumah orang tua saya. 

Awalnya, sulit bernegosiasi dengan kedua orang tua saya karena mereka mencemaskan lingkungan baru berikutnya jika kami pindah, khususnya lingkungan untuk tumbuh dan kembang anak saya. Ada benarnya juga yang dikatakan orang tua saya. Selain itu, kondisi keuangan saya dan suami juga belum cukup untuk membeli sebuah rumah atau membangun sebuah rumah. Saya mulai dihadapi dengan permasalahan kehidupan keluarga. Di satu sisi saya ingin memiliki seutuhnya tempat berteduh untuk keluarga kecil kami tapi di sisi lain orang tua saya membutuhkan kami. 

Menjadi Ibu Rumah Tangga, bukan berarti menutup seluruh dunia sosial dan jendela informasi saya. Saya sebagai generasi Y, tidak dipungkiri banyak menghabiskan waktu dengan jejaring daring dan gadget, salah satunya media sosial. Saya menemukan satu akun resmi sebuah jasa konsultan keuangan yang content-nya sangat menarik, mengikuti arus zaman dan karakter generasi Y atau milenial dan informasi yang diisajikan pun berdasarkan fakta dan berita terkini. 

"Saya membaca mengenai keuangan? bahkan keuangan negara?" sebenarnya itu bukan saya, bahkan saya tidak tertarik. Tetapi itu dulu, menjadi Ibu Rumah Tangga membuat saya haus akan ilmu, wawasan dan informasi terkini. Saya banyak belajar dan sedikit memahami tentang keuangan dari akun media sosial jasa konsultan tersebut. 

Salah satunya adalah tentang properti dan KPR. Tergoda sekali ingin KPR tapiii tidak sanggup dan tidak mau membayar angsurannya belum lagi bunganya, nanti jatah untuk Mama ini belanja bisa sangat berkurang. Ingin membeli properti seperti rumah atau apartemen, tetapi kondisi keuangan kami belum mencukupi. Dikatakan dalam jasa konsultan keuangan tersebut, apabila kondisi belum memungkinkan untuk membeli sebuah rumah ya jangan dipaksakan. Tinggal di rumah orang tua, mertua atau mengontrak tampak lebih baik.

 "Rumah kontrakan?apartemen bisa disewa? sepertinya menarik" pikir saya. Jika rumah kontrakan saya rasa akan lebih mahal jika dibanding dengan apartemen sewa dan kalau pun ada yang sama harganya, fasilitasnya lebih lengkap apartemen. 

--------

Baiklah, saya dapat menyimpulkan bahwa mungkin saya dapat pindah dengan persetujuan orang tua jika memiliki lingkungan yang baik. Langkah awal, saya mencari apartemen yang dapat disewakan secara daring. Banyak memang pilihan yang ditawarkan, tapi saya belum cukup puas. Saya rasanya ingin melihat detail seluruh isi apartemen dari sisi atas, kanan, kiri ya intinya sisi dimana seolah-olah saya sedang berada di lokasi saat itu.

Mencari apartemen untuk disewa saja sudah seperti mencari untuk memiliki sebuah rumah idaman. Menurut saya dalam pencarian apartemen harus mengkotakkan dahulu apartemen yang ideal untuk ditempati oleh keluarga kita itu seperti apa dan harus bagaimana. Apartemen yang ideal untuk ruang privacy keluarga kecil kami, alangkah baiknya seperti 
ini : 

#1
Mencari apartemen yang kids friendly dan aman tentu menjadi pertimbangan pertama saya. Sejak memiliki anak, yang menjadi prioritas utama dalam mengambil keputusan adalah anak. Apartemen yang memiliki fasilitas area bermain yang bersih, aman dan nyaman. 

Jika memungkinkan memiliki daycare atau sekolah PAUD atau lembaga pendidikan yang memiliki program short course untuk bayi, batita dan balita. Aman, saya tipe orang yang protektif dan mudah parno sebenarnya, keamanan untuk saya, suami dan khususnya anak saya. Aman dari kriminal, aman dari kecelakaan yang disebabkan karena interior atau fasilitas yang tidak kokoh dan aman dari pergaulan atau lingkungan sosial yang membawa pengaruh buruk. 

#2
Lingkungan. Saya menginginkan apartemen yang dimana saat buka jendela di pagi hari anak saya masih melihat hijaunya pepohonan, mendengar kicauan burung yang bertengger di dahan pohon dan melihat embun pagi yang masih segar di atas dedaunan.

Saat senja mulai tiba, kami masih bisa melihat warna jingga cantik sang mentari yang akan segera tenggelam ketika kami ingin menutup jendela. 

Jika hujan, anak saya masih bisa merasakan tetesan rintik hujan dan segarnya udara yang dibawa oleh hujan serta aroma hujan.

#3
Fasilitas olahraga dan mini market. Tersedianya fasilitas olahraga khususnya kolam renang untuk kami menghabiskan waktu saat akhir pekan bersama anak melalui olahraga sambil bermain. Mini market, untuk Ibu Rumah Tangga saya rasa tidak akan bisa jauh dengan warung atau mini market, yang menyediakan kebutuhan rumah tangga serta "perintilan"-nya dengan harga yang masih terjangkau. 

#4
Fasilitas Ibadah. Kami sebagai umat muslim tentunya tidak bisa jauh dari Masjid. Kami membutuhkan masjid khususnya saat sholat Jumat bagi kaum pria. Dari Masjid juga, kami dapat bersosialisasi dengan sesama penghuni apartemen, jadi kebutuhan dunia-akhirat terpenuhi. 

#5
Kriteria yang ini mungkin bisa membuat suami tertawa yaitu memiliki apartemen yang tidak jauh dari hobi saya, Mall. Yap, main ke mall adalah hiburan saya baik untuk berbelanja atau sekedar window shopping. Toh, jika dekat dengan Mall suami tidak perlu pusing lagi dengan biaya parkir dan BBM untuk menuju Mall, kan?

#6
Untuk di 1 unit apartemennya sendiri, saya ingin memiliki 2 atau 3 kamar tidur dan mungkin cukup jika hanya 1 kamar mandi. Satu kamar tidur akan dimanfaatkan untuk ruang bekerja suami sekaligus ruang bermain atau perpustakaan kecil anak. Satu kamar tidur lainnya akan dimanfaat untuk laundry room khususnya tempat untuk menyetrika dan menyimpan pakaian. Satu kamar tidur terakhir, tentunya akan kami gunakan untuk tidur kami. 

Untuk kamar mandi, saya mendambakan kamar mandi yang aman. Beralaskan lantai atau keramik dari bahan yang tidak licin dan tersedianya air panas dan air dingin. 

Lalu, ada ruangan santai untuk keluarga sekaligus menerima tamu
Adanya dapur yang sudah dilengkapi dengan kitchen set.

#7
Area parkir 24 jam. Tersedianya area parkir yang cukup luas dan hmmm mungkin tidak perlu mengambil area pejalan kaki yang dipaksakan untuk parkir kendaraan pribadi, singkatnya area parkir dadakan.

#8
Security 24 jam yang tersebar di berbagai titik dan petugas teknis yang selalu standby.

#9
Kawasan apartemen yang bebas dari banjir juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih apartemen sebagai tempat tinggal yang ideal.

#10
Sewa Apartemen di Jakarta Selatan, karena dekat dengan kantor suami saya bekerja. Mungkin sewa apartemen di Sudirman Park  dan Sewa Apartemen Taman Rasuna bisa menjadi salah satu pilihan, karena selain dekat dengan kantor suami, juga strategis dan mudah dijangkau dengan transportasi umum dan kereta, selain itu juga dekat dengan Mall dan Pasar Tradisional. Banyaknya jalan alternatif juga menjadi salah satu faktor pertimbangan. 

#11
Fasilitas penolongan pertama atau emergency bila terjadi kecelakaan, kebakaran atau bencana alam, seperti gempa bumi.

#12
The last but not the least, harga sewa yang terjangkau tentunya. Bagi kami yang hanya suami yang bekerja dan sudah memiliki anak, tentunya ini juga masuk ke dalam kriteria dalam mencari "ruang privacy" kami. Harga kebutuhan diapers saja untuk 1 anak dalam 1 bulan sudah menghabiskan kurang lebih 1 juta rupiah, belum biaya imunisasi yang juga kurang lebih menghabiskan 1 juta rupiah. Kalau kami diminta untuk mengeluarkan rupiah lagi untuk membayar angsuran KPR atau biaya sewa yang selangit, mungkin jiwa kami tidak tenang mesikpun raga kami terlindungi.
-------

Terlalu muluk kah apartemen idaman saya? atau justru malah terlalu sederhana? Yang jelas saya tidak ingin yang terlalu mewah, cukup sederhana, aman dan nyaman tetapi tetap membawa berkah dan kebahagiaan untuk keluarga kecil saya. Kriteria apartemen yang ideal menurut saya tersebut tentu saya jelaskan pada suami dan orang tua. Tapi, orang tua saya tidak langsung memberi persetujuan. Melihat secara daring pun tidak puas, karena kualitas foto yang standard dan tampilan yang tidak detail. 

Pada akhirnya, saya menemukan - yang menurut saya - satu yang berbeda diantara yg lainnya. Tahu kah tentang teknologi virtual reality (VR) dan kamera visual 360 derajat? Sekitar tahun 2015-2017, teknologi ini sedang marak terutama dalam bidang entertainment, travelling dan otomotif. 

Dilansir pada www.id.techinasia.com (2017), kamera 360 derajat mampu menampilkan berbagai objek sekaligus dari berbagai sisi, sehingga penggunaannya tidak bisa disamakan dengan penggunaan kamera biasa.  Menarik bukan teknologi semacam ini bila diaplikasikan ke dalam situs pencari properti? tepat sekali bahkan!

Saya masuk ke http://jendela360.com/, saya pikir awalnya itu hanyalah sebuah situs pencari properti biasa. Ternyata tidak. Jendela360 menggunakan teknologi kamera 360 derajat yang membuat calon penyewa dan calon kliennya seolah-olah seperti berada dalam lokasi unit apartemen yang sedang dikunjungi. Selain mengunggulkan teknologinya, ternyata  seluruh unit apartemen yang tersedia di Jendela360 juga sudah diverifikasi dan ditampilkan secara transparan tanpa ditutup-tutupi, mulai dari harga sewa hingga informasi detail. Jadi, saya sudah tahu sebelumnya apakah fasilitas yang disediakan sesuai dengan kriteria apartemen ideal versi saya. 
Setelah saya telusuri lagi, Jendela360 juga memberikan kemudahan yang lain yaitu calon penyewa dapat membayar uang sewa secara bulanan seperti ala indekos (cicilan 0% saja). Kemudahan ini bisa jadi bahan pertimbangan yang dapat saya laporkan ke suami. 

Terlalu canggih, mudah dan detail menurut saya. 

Lantas, bagaimanakah nasib pencarian "ruang privacy" kami?
Akankah dengan "propsal" ini kepada orang tua saya melalui Jendela360 dapat diterima? atau kah saya kembali membangun angan "ruang privacy" kami dan tetap menemani orang tua saya sambil membantu kakak masuk ke dalam Jendela360, merasakan virtual tour-nya kemudian menemukan kemudahan dan nasib akhir akan apartemennya yang ingin dijual atau disewakan melalui Jendela360?
Why not? 
Jendela360 juga memberikan kemudahan bagi pemilik apartemen yang ingin menyewakan unit apartemennya. Jendela360 akan mengurus semua hal yang diperlukan untuk menyewakan unit pemilik apartemen, mulai dari proses fotografi, menerima kunjungan calon penyewa hingga serah terima unit. Kemudahan lainnya yang ditawarkan juga mengenai biaya beriklan di Jendela360 yaitu sebesar Nol Rupiah alias GRATIS. Untuk komisi, Jendela360 hanya mengambil komisi sebesar 5% dari nilai sewa unit HANYA apabila unit tersebut tersewa oleh Jendela360. Semudah, seringan dan secanggih itu kan!

Jadi, kisah saya ini memang berasal dari keluarga, menjalaninya bersama keluarga dan semoga berakhir bersama keluarga juga. 





Love, 

Fitri "Mama Gibran" 

Author

Fitri N Ardiantika Fitri N Ardiantika karena menjadi seorang Ibu harus meredam ego, emosi dan nafsu sendiri untuk kualitas hidup terbaik sang anak.

9 comments

  1. Such a good story.Infonya bermanfaat buat pasangan baru nikah, yang bingung cari referensi hunian baru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Santi..Semoga bisa dijadiin referensi kamu nanti ya kalo nikah hihi

      Delete
  2. Keren Fit tulisannya, baca sudut pandang emak anak satu ini menarik :D. Makasih udah nambah referensi untuk cari informasi terkait tempat tinggal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Susan, aku terharu huhu...semoga bermanfaat yes tulisanku ini

      Delete
  3. Mantap share infonya����
    Sesama emak2 tau bagaimana rasanya berumah tangga apalagi dititipkan malaikat kecil yg lagi masa2nya aktif����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kan jadi wajar yaa kalo semua emak2 itu rempong😂 btw, makasih yaa mba liaa..semoga tulisanku ini bermanfaat dan membawa berkah utk semua😇

      Delete
  4. Terkadang ide kreatif itu datang dari kesulitan yang kita dapati ia, sama halnya seperti munculnya platform Jendela360 ini. Tapi berkat ini juga saya bisa dapat unit Apartemen Thamrin Residence

    ReplyDelete

Post a Comment