Jangan Menyepelekan Anak yang Suka Bermain di Alam, Bisa Jadi Memiliki Kecerdasan Naturalis!



Mungkin dulu saat kita masih kecil sering sekali anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain di lapangan, sungai, sawah, kebun atau taman dan alam terbuka lainnya dari siang hinga petang. Di era saat ini, banyak juga orang tua yang lebih memilih anaknya untuk diam di dalam rumah dengan gadget-nya dibandingkan bermain di halaman rumahnya atau alam terbuka dekat rumahnya karena rasa kekhawatirannya. Dulu pun banyak orang tua yang mendidik anaknya harus pintar dan juara di bidang akademik atau nilai matematikanya harus tinggi tanpa melihat potensi anak lainnya, saya termasuk dalam pola didik seperti ini tapi saya membangkang karena saya tidak ingin jadi dokter jadi nilai matematika atau IPA saya juga tidak perlu tinggi. Saat masih duduk di bangku sekolah saya sering bertanya begini kepada ayah saya,  "kalau semua orang yang dinilai pintar itu berprofesi dokter lalu siapa yang jadi ahli keuangan Rumah Sakitnya? siapa yang jadi pelindung hukum Rumah Sakitnya? siapa yang memasarkan Rumah Sakitnya? siapa yang merekrut tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya? Presiden saja bukan dokter, orang terkaya di dunia juga bukan dokter, kenapa aku harus jadi dokter?" 

Saya sebagai orang tua masa kini melihat dan mencoba belajar dari anak sendiri serta masa kecil saya, ternyata Gibran kurang menyukai kegiatan yang hanya duduk manis dan asik sendiri dengan gadget-nya atau duduk manis mendengarkan orang bicara lama, bisa dikatakan cepat bosan. Gibran sangat suka dengan hewan dan bermain dengan tumbuhan. Sempat terpikirkan oleh saya dan suami "apakah nanti Gibran bisa disekolahkan di sekolah yang seperti kita dulu? dudu manis dan hanya mendengarkan guru menerangkan pelajaran?", "Apa kita perlu salurkan hobi Gibran itu?", "Bagaimana supaya ketertarikan Gibran dengan bermain di alam terbuka bisa jadi sebuah keahlian di masa depan?"

Pertanyaan-pertanyaan kami terjawab saat saya mengikuti "kuliah telegram" yang bertemakan "Tipe Kecerdasan".  Salah satunya ada kecerdasan naturalis. Setelah lihat infografis di bawah ini, apakah Mama sudah menemukan anaknya lebih cenderung kepada tipe kecerdasan yang mana? Jangan meremehkan anak ya Mam, setiap anak itu hebat dan punya keunikan tersendiri. 


Pengertian singkat yang saya peroleh dari kuliah telegram yang diadakan oleh Smartbee Schooling mengenai kecerdasan naturalis adalah anak yang sensitif terhadap lingkungan dan alam sekitar. Anak-anak yang memiliki kecenderungan ke dalam tipe kecerdasan ini umumnya sangat tertarik terhadap merawat binatang, pertumbuhan tumbuhan dan memiliki perhatian lebih terhadap perilaku manusia. 
Kecerdasan Naturalis merupakan salah satu teori dari Howard Gardner mengenai multiple intelligence atau kecerdasan majemuk. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis umumnya memiliki ciri-ciri seperti berikut : 

1. Menyukai binatang dan senang mengetahui berbagai hal tentang hewan dan tumbuhan
Photo by Karl Fredrickson on Unsplash

2. Sangat menyukai kegiatan di luar ruangan, berkemah, berkebun bahkan hanya duduk menikmati alam. 
Saya jadi teringat Gibran yang sangat suka duduk sendiri di teras rumah sambil melihat ayam dan kucing atau menikmati suara dan sejuknya udara saat hujan bahkan hanya melihat kebun saja. 

3. Tertarik dengan buku atau pertunjukkan feneomena alam
woman reading with girl while lying on orange and white floral picnic mat
Photo by Liana Mikah on Unsplash

4. Mudah mempelajari hal yang berkaitan dengan spesies di alam
                                         boy looking through telescope
Photo by Teddy Kelley on Unsplash

5. Kesadaran terhadap perubahan cuaca. 
Gibran kalau dengar saat hujan baru turun atau diberi tahu bahwa di luar sedang hujan, yang ia lakukan justru ke luar rumah dan menikmati hujan. Terkadang khawatir dan memintanya untuk masuk ke rumah, bukannya saya melarang tapi saya takut dengan petirnya.

6. Antusias terhadap hal yang berhubungan dengan lingkungan
girl sitting using smartphone
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

----------

Usia Gibran masih kurang dari 2 tahun dan mungkin saja ketertarikan Gibran pada alam atau kecerdasan Gibran akan berubah menjadi tipe kecerdasan yang lainnya. Dikatakan dalam diskusi di Telegram bersama Smartbee Schooling bahwa early years seorang anak yaitu usia 0-3 tahun anak masih lebih fokus akan indera atau kesadaran yang datangya dari dalam dirinya. Setelah itu anak mulai bisa terstimulasi dari hal-hal yang terjadi di luar diri mereka sendiri. Di fase ini lah peran orang tua juga terlibat dan orang tua harus lebih cermat melihat kecerdasan anak lalu mengarahkannya. 

Dengan baca berbagai artikel, jurnal dan mengikuti "kuliah" di Telegram terdapat berbagai cara yang dapat orang tua lakukan untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak, diantaranya : 
  1. Memelihara dan merawat hewan peliharaan
  2. Berkujung ke area alam terbuka, misalnya kebun raya, pegunungan, pantai atau taman.
  3. Mengajak si kecil bercocok tanam
  4. Bermain di luar rumah seperti taman, halaman rumah atau lapangan terdekat dari rumah
  5. Membuat kerajinan tangan yang terbuat dari tanaman atau bahan dasar lainnya dari alam, misalnya mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, atau stempel dari pelepah pisang.
  6. Berkunjung ke museum atau tempat perlindungan hewan dan tanaman
  7. Membaca buku mengenai alam dan lingkungan
  8. Menggambar isi alam, misalnya pedesaan terdapat gunung, sawah, sungai lalu ada hewan-hewan ternak dan pepohonan
  9. Bermain peran bersama anak yang bertemakan alam
  10. Mengamati tingkah laku hewan.
Kecerdasan naturalis jika dikembangkan lalu diarahkan dengan tepat dapat mengantarkan anak ke profesi yang cocok dengan kecerdasan mereka, seperti dokter, peneliti dan penggeliat politik. Tapi, jangan terlalu difokuskan hanya satu kecerdasan saja ya, tidak menutup kemungkinan anak memiliki lebih dari satu kecerdasan atau bahkan seluruh multiple intelligence. 

Apa Mama sudah mulai melihat anak lebih cenderung ke kecerdasan apa? sharing yuk pengalaman Mama di kolom komentar!




Love, 


-FNA-

Author

Fitri N Ardiantika Fitri N Ardiantika karena menjadi seorang Ibu harus meredam ego, emosi dan nafsu sendiri untuk kualitas hidup terbaik sang anak.

2 comments

  1. Terima kasih mba atas sharing nya. Salam kenal, saya Ain.

    Anak saya (18 month) juga hampir sama seperti mba, tapi dia lebih tertarik dengan hewan daripada tumbuhan. Mungkin karena hewan itu bergerak dan mengeluarkan bunyi, sehingga dia lebih senang mengamati hewan. Kalo hanya senang dengan hewan, kira2 apa termasuk kecerdasan naturalistik juga nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Ain, salam kenal ya 😊 wah anak kita seumuran selisih 2bln aja kayaknya..berdasarkan yang saja baca termasuk mba, intinya anak tertarik dgn benda2 alam dan fenomena alam. Baik itu hewan, tumbuhan, sungai, pegunungan, awan, hujan, pelangi, bintang, bulan ataupun pantai..pokoknya yg disediakan oleh Alam, anak tertarik bermain dan mengamatinya.

      Delete

Post a Comment