Afirmasi Positif Bisa Dipahami Bayi Loh!

Afirmasi Positif

Mungkin bagi para Mama muda yang sudah melahirkan atau Mama hamil pernah mendengar tentang metode Hypnobirthing  dan Gentle Birth dan afirmasi positif sering disebut dalam metode tersebut.

Sebenarnya, apa sih artinya afirmasi itu sendiri?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Afirmasi adalah penetapan yang positif; peneguhan; pernyataan.

Saya sendiri baru mengenal istilah afirmasi positif saat hamil, dengan banyak membaca mengenai kehamilan dan proses melahirkan melalui gentle birth, hypnobirth maupun metode lainnya. Akan tetapi, saya bukan tipe ibu hamil yang selalu mengikuti prenatal yoga. Saya hanya mengikuti kelas senam hamil di RS Sentra Medika Cibinong saat memasuki usia kandungan 8 bulan. Saya mencoba untuk mempelajari sekaligus memahami Gentle Birth yaitu melahirkan dengan rasa nyaman. Ada satu istilah yang paling saya ingat dari Gentle Birth yaitu afirmasi positif.

Afirmasi positif berasal dari dalam diri kita sendiri atau Ibu hamil. Menurut saya, ini sudah harus mulai dilakukan saat merencanakan kehamilan hingga Si Kecil lahir dan sudah bisa kita ajak bermain. Diri sendiri dulu lah yang harus yakin bahwa kehamilan selama 9 bulan, proses melahirkan yang akan dijalani dan diri sang anak akan dipenuhi oleh lingkungan, hati dan pikiran yang positif.
Pernah mendengar atau tahu bahwa janin itu dapat mendengar dan memiliki perasaan bahkan kecerdasan anak dimulai dari dalam kandungan? saya yakin itu benar dan saya mengalaminya. Lalu, apa hubungannya dengan airmasi positif?

Semasa hamil, saya selalu bicara kepada anak saya di dalam kandungan "Nak, sehat selalu ya untuk kita, kita jalanin proses ini dengan menyenangkan dan engga ada trauma sama sekali" . 

Alhamdulillah, saya menjalani proses kehamilan sangat menyenangkan. Tidak ada mual yang berlebihan atau ngidam yang berlebihan, semuanya berlangsung sangat singkat dan tidak berlebihan.


------------


Memasuki usia kandungan 9 bulan, saya dan suami sering ajak bicara anak supaya dia lahir di usia kandungan 38 minggu saja, karena kami sudah enggak sabar bertemu dan usia kandungan di atas 37 minggu pun sudah terbilang aman untuk melahirkan. Selain itu, saya juga selalu mengelus perut sambil ajak kompromi anak supaya dia lahir saat wekeend saja karena  Abi-nya libur dan semua keluarga ada. Tanggal 5 Agustus 2017, rencananya seluruh keluarga besar saya termasuk orang tua saya akan reuni akbar keluarga besar di luar Jakarta dan yang tinggal hanya saya dan suami serta keluarga mertua. Sedangkan HPL (Hari Perkiraan Lahir) atau due date saya melahirkan sekitar pertengahan Agustus atau mungkin bisa saja maju. Keinginan saya saat melahirkan adalah saya mau didampingi suami dan mama saya. Sedih rasanya, ada rencana akan ditinggal sewaktu proses persalinan nanti.

Bukan kebetulan, Allah yang mengatur segalanya. Reuni akbar itu ditunda hingga bulan September. Di minggu ke-38 hari ke-3 , Sabtu, 5 Agustus 2017 jam 01.00, saya mulai mengeluarkan flek darah dan kontraksi yang semakin intens akan tetapi masih halus. Gelombang cinta atau kontraksi yang sangat luar biasa rasanya itu, puncaknya dimulai dari kurang lebih jam 13.00 hingga menjelang adzan Ashar. Pukul 14.30, saya sudah hampir menyerah, saya mau caesar saja. Saat itu, semua perasaan dan pikiran positif saya hilang.

Tapi, ada salah satu perawat yang berkata pada saya bahwa anak saya sehat dan kuat, jalan lahir saya sangat bagus, anak saya sudah siap, tapi anak saya butuh semangat dan keyakinan Ibunya. Sontak pernyataan perawat itu membuat saya nangis dan saya kembali yakin dan semangat. Saya langsung bicara pada anak saya kalau saya sudah siap. Setengah jam kemudian, hanya dalam waktu kurang dari setengah jam pembukaan demi pembukaan berlangsung sangat cepat

Ya, Gibran lahir di hari Sabtu dengan proses yang tidak makan banyak waktu  dan saya berhasil ditemani oleh suami dan mama saya. Suami menemani dari proses masuk ke ruang bersalin hingga kantung ketuban dipecahkan sedangkan mama saya menemani dari proses mengejan untuk mengeluarkan bayi sampai cucunya terlahir ke dunia. Gibran mendengar keinginan saya dan Allah mengabulkannya.

Karena itu saya percaya bahwa anak mampu mendengar, merasakan dan memahami afirmasi positif yang diberikan oleh orang tuanya terutama Ibunya. Dari Gibran terlahir dan bisa diajak bermain lari-larian, afirmasi positif itu tetap masih bekerja meskipun Gibran baru bisa bicara 4 kosakata saja. Toh, Allah SWT juga akan mengikuti perasaan dan pikiran positif hambaNya,kan? Jadi, kalau kita percaya bahwa anak kita pintar dan sehat, insya Allah, Allah juga akan memberikan kita anak yang pintar dan sehat.



Love,


Fitri "Mama Gibran"








Author

Fitri N Ardiantika Fitri N Ardiantika karena menjadi seorang Ibu harus meredam ego, emosi dan nafsu sendiri untuk kualitas hidup terbaik sang anak.

1 comment

  1. I love this post so much, To. This is what I am doing with my little one in my belly. There are still some doubts as syaitan is always trying to lure us to feel doubtful tapi ya balik lagi, aku yakin Allah sayang, Allah akan pasti bantu kalo kita niat pol. Aamiinn

    ReplyDelete

Post a Comment