Agustus 2019 anak saya mulai memasuki usia 2 tahun, yang berarti proses meng-ASI-hi kami seharusnya selesai sudah. Beberapa hari s
ebelum menginjak usia 2 tahun anak sudah mulai dilatih untuk disapih. Tentunya sulit baik untuk saya sbeagai ibu dan anak. Selama beberapa hari anak terus menangis, lebih sensititif bahkan cenderung murung dan pada akhirnya anakku demam. Pikir saya saat itu, anak belum siap untuk disapih dan saya pun tidak tega melihat kondisi anak seperti itu. Ternyata anak bisa stress saat disapih. Jadi, saya memutuskan untuk mengulur waktu lagi sampai anak siap.
Februari 2020...
Suatu malam sebelum tidur tanpa direncanakan, saya meminta anak saya untuk menggigit jari kecilnya sendiri lalu dia pun berteriak kesakitan. Kemudian saya jelaskan bahwa hal itu sama saja ketika dia masih "nenen", payudara mamanya sakit kena giginya. Apa yag terjadi kalau sakit karena digigit? mama bisa berdarah, lalu diperiksa sama dokter dan diobatin, selama sakit jadi tidak bisa main dan tidur bersama. Saat itu saya tidak mengharapkan apapun, karena sebelumnya segala cara tradisional hingga afirmasi positif sudah saya berikan tapi proses menyapih gagal.
Setelah mendengarkan penggambaran singkat dari saya, anak saya ternyata berpikir dan menerima alasan itu. Saat itu juga anak saya langsung memeluk saya dan berhasil tidur tanpa "nenen" sampai detik ini. Ternyata anak itu tidak perlu ditakuti, tidak perlu dipaksa dan yang pasti setiap anak itu cerdas. Sebagai ibu tentunya harus bersabar dan yakin. Dari sini saya juga mengambil pelajaran bahwa jika ibu siap maka anak akan siap, sama saja saat kita baru mulai mengasihi begitu dia lahir.
Love,
-FNA-
Post a Comment
Post a Comment